9.6.12

Long Distance Relationship


Nggak asing dan gw yakin sebagian kita pernah mengalami hal ini. Hubungan jarak jauh yang bukan sekedar  temporary satu/dua bulan, tapi keadaan bahwa kita berada pada letak geografis yang jauh dengan pacar kita untuk waktu yang lama. Lalu pertanyaannya “Mampu bertahankah?”

Tadinya gw mau nulis dengan sudut pandang yang netral soal LDR ini, tapi kayaknya nggak bisa karena gw sendiri punya pengalaman nggak ngenakin perihal LDR ini. So, gw nulis sejujurnya apa yang ada di dalam dan mengalir keluar.

SMA kelas 3 sampe awal masuk IPB gw jalanin setahun hubungan yang asik lah sama junior gw disekolah. Walaupun LDR, kita komit untuk selalu nyempetin ketemuan minimal seminggu sekali di Jakarta. Yup rutin tiap sabtu/minggu kita ketemu untuk hang-out makan atau nonton. Lantjar dan Aman Jaya, sampai pada akhirnya kita sama-sama berada di titik sibuk dan kehilangan rutinitas sabtu/minggu yang biasanya. Kosong. Singkatnya hubungan kita drastis merenggang, sampai pada akhirnya berakhir dengan kesepakatan bahwa hubungan ini nggak bisa dilanjutin. Gw pun baru tau sekitar sebulan setelahnya, in fact! sebelum kita putus ternyata dia udah jadian sama temen gerejanya #sigh
( lengkapnya silahkan baca di post-an gw yang judulnya "kereta" )

Dia wanita, dia butuh sosok yg selalu ada dan dekat saat dia butuh, dan gw (yang jauh) bukanlah sosok itu. Seenggaknya itu pikiran positif gw.

Back to the topic, LDR.
Gw sih bukannya anti sama LDR gara-gara pengalaman gw itu, hanya saja perlu pertimbangan yang sangatlah untuk ngejalanin LDR itu. Perlu adanya dasar kepercayaan dan kesetiaan yang luarrrr biasa untuk ngejalananin LDR ini. Nggak semua orang bisa dan bahagia ngejalanin yang LDR, karena pada dasarnya setiap orang pasti ingin menjalani hubungan (pacaran) yang hangat, mesra dan intim, hal yg sulit didapatkan saat LDR. Apalagi kalo ngeliat rumput tetangga sangat hijau di mall, resto, bioskop tiap malem minggu.

"We are the perfect couple, we're just not in the perfect situation." kata seorang temen yang pernah menjalani LDR dua tahun dan akhirnya lelah dan kalah oleh jarak.


LDR-ers harusnya siap saat menghadapi kenyataan bahwa pada akhirnya salah satu akan jenuh. Harusnya siap pada keadaan dimana Sms dan telepon bukanlah jawaban atas sebuah romantisme kerinduan.  Harusnya siap pada kenyataan bahwa salah satunya mungkin akan menemukan sosok pengganti yg lebih dekat dan tersentuh. Harusnya siap pada saat salah satu menjadi dingin dan berubah lain.

Yah pada akhirnya balik lagi ke diri kita masing-masing sih. Apa yang kita rasain dan Boam-lah pendapat orang lain (termasuk pendapat gue di atas ^^). Kalo lo bahagia LDR ya jalanin, asal jangan pura-pura bahagia. Kalo lo kuat LDR ya jalanin, asal jangan pura-pura kuat. Kalo lo percaya LDR ya jalanin, asal jangan pura-pura percaya.

Keep Figth LDR-ers :p




2 komentar:

  1. mbong plis deh s.p.o.knya....hahaha

    BalasHapus
  2. hahahha... asoyyy dahh.. dah gw baca... but kita gag akan tauk mbong kalo gag dicoba, dan menguji cinta, LDR lebih better daripada harus memendam rasa sayang kita hanya karena jarak
    _org yang LDR_

    BalasHapus