24.2.14

Playlist Untuk Mantan


Sesorang sahabat pernah menulis di akun twitter-nya, “Past is a good place to visit, but certainly not a good place to stay”. Saya setuju, masa lalu adalah tempat yang manis untuk dikunjungi, tapi bukan tempat yang baik untuk dihuni. Logika sederhana,  terlalu lama terjebak dalam masa lalumu nggak akan pernah membuat kamu maju. Gunakan masa lalu sebijak mungkin, seperti ketika kita melihat kaca spion yang kecil sebagai bentuk kehati-hatian.

Malam ini saya hati-hati melihat kaca spion yang kecil itu. Saya sedang senggang dan ingin mengunjungi pulau manis bernama kenangan. Ya, saya sedang merindukan mantan dan prosedur standar saya ketika merindukan adalah mendengarkan lagu-lagu reminder tentangnya. Saya percaya masing-masing kita pasti memiliki lagu spesial untuk mengingat mantan dalam lamunan, dan inilah playlist saya: 


Anugerah terindah yang pernah kumiliki – Sheila On 7

Lagu ini adalah salah satu lagu yang masuk dalam list lagu favorit sepanjang masa. Melodi dan suara Duta yang sederhana seperti mempunyai mystical connection dengan indra pendengaran saya sehingga membuat lagu ini tidak pernah bosan saya dengarkan. Lagu ini bercerita tentang kekaguman seseorang terhadap anugerah terindah yang pernah dia miliki, kendati belum jelas yang dimaksud "Anugerah terindah" dalam lagu ini adalah kekasih atau mantan kekasih. Karena adalah kehendak bebas manusia untuk mengartikan sebuah lagu berdasarkan persepsi individual maka saya mengartikan "Anugerah terindah" dalam lagu ini sebagai mantan. Maksa? Biarin aja!

“Saat kau disisiku kembali dunia ceria. Tegaskan bahwa kamu, anug’rah terindah yang pernah kumilki”

Lagu ini adalah lagu pertama saya saat belajar gitar, SMP silam. Mendengar lagu ini sangat pas bersama segelas kopi sambil lalu mengenang mantan, seseorang yang pernah saya miliki.



 Dear God – Avenged Sevenfold


Melodi adalah fisik, lirik adalah kepribadian. Pertama mendengarkan lagu ini mungkin banyak kita tidak menyadari bahwa lagu ini adalah lagu patah hati, sampai akhirnya kita tau arti liriknya. Buat saya Dear God dari Avenged Sevenfold bukan sekedar lagu patah hati. Masterpiece garapan Synyster Gates, Johnny Christ dan M.Shadows ini lebih seperti sebuah doa manis berisi penyesalan dan kerinduan terhadap seseorang yang pernah mengisi masa lalu. Saat merindukan mantan, saya sering berdoa lewat lagu ini. Tepat di bait ini doa saya terwakili.

“Dear God the only I ask of you is to hold her when I’m not around, when I’m much too far away…”

Tuhan yang Terkasih, hanya satu hal yang aku minta dari-Mu, jaga dia saat aku tidak didekatnya, saat aku terlalu jauh darinya.



Tentang Cinta – Ipang

Saya adalah fans berat Ipang, soloist yang sebelumnya adalah vokalis BIP. Suara Ipang yang bergenre Rock & Roll saat dipadukan dengan lagu-lagu mellow merupkan paduan sempurna yang memanjakan telinga. Tentang cinta adalah lagu Ipang yang tidak pernah absen saya nyanyikan saat bermain gitar, sambil memejamkan mata dan mengingat seseorang yang pernah menjadi alasan dibalik semua senyum saya. Mantan.

“Mungkinkah masih ada waktu yang tersisa untukku? Mungkinkah masih ada cinta di hatimu? Andaikan saja aku tau kau tak hadirkan cintamu. Ingin kumelepasmu dengan pelukan”

Saya adalah  tipikal orang yang selalu menyimpan kenangan dengan rapi dalam ruang-ruang hati saya. Maka jika kisah saya terpaksa harus berakhir, saya selalu ingin membuatnya berakhir semanis mungkin. Tanpa amarah, tanpa dendam, tanpa saling menjauh apalagi harus bermusuhan. Seperti dalam bait lagu Tentang cinta di atas, melepas dengan pelukan.



Sebuah Rahasia – Dochi Sadega

Lagu ciptaan salah satu musisi favorit saya, Dochi Sadega (Bassist Pee Wee Gaskins) ini menceritakan tentang hubungan yang dirahasiakan. Dan ya, hubungan yang didasari rahasia atau kebohongan nggak akan pernah berakhir baik. Dochi selalu tau bagimana cara  merangkai lirik yang menembus sampai ke hati namun tidak murahan.

“Jam berhenti di dua belas kuhabiskan gelas demi gelas. Membuat pahit sisa yang manis, sampai akhirnya kulupa”

Di bait ini tertulis seorang  laki-laki yang sampai menghabiskan bergelas-gelas bir (yang pahit) untuk bisa melupakan (sisa yang manis) bareng mantannya. Puitis bukan?

“Berhenti menangis dan ini yang terbaik dan teruslah melangkah dan saat dunia berpaling darimu tengoklah ke arah lain”

Lagu ini  selalu mengingatkan kalau menangis itu boleh saja, tapi tau kapan harus berhenti dan melangkah maju. Sampai pada saatnya kita harus bisa move-on, karena kebahagiaan kita tidak terletak di tangan orang lain. Kebahagiaan itu kita yang buat.



 Adelaide Sky – Adithia Sofyan

Lagu ini adalah lagu tersyahdu yang pernah ada dalam sejarah peradaban umat manusia. Melodi akustik dan lirik nya benar-benar dipadukan secara ciamik. Ribuan kali didengarkan saya jamin tidak akan membuat anda bosan. Lagu tentang pengalaman pribadi Adithia soal Long Distance Relationship (Hubungan jarak jauh) Indonesia – Australia yang nggak berakhir baik.

Lagu ini adalah lagu wajib saat saya khusuk berada dalam ruang merindukan. Hujan dan padamnya lampu kamar adalah paketan sempurna menikmati lagu ini. Ada satu pertanyaan yang ingin selalu saya  tanyakan kepada mantan, satu saja. Pertanyaan itu terwakili di bait ini:

“I’ll be looking out my window seeing Adelaide Sky, would you be kind enough to remember me?”

Ya, saya disini selalu menyediakan waktu melihat ke luar jendela, untuk merindukanmu sambil lalu melihat langit. Lantas, apakah kamu disana cukup baik untuk sekedar mengingat aku?


Another recommended song’s : 

Nothing compares to you – Stereophonics
Ada yang hilang – Ipang
The best i've ever had – Vertical Horizon
November rain – Guns and Roses
The best part of writing a song is to named it – Something about Lola



Seorang blogger favorit saya, Gita Wiryawan, pernah berujar bijak :

“Melihat ke belakang adalah proses refleksi . Bahwa kita pernah bahagia, juga kecewa. Melihat ke belakang tidak berarti bahwa kita ingin kembali ke masa lalu, bukan berarti perasaan kita masih tertinggal di tempat yang dulu. Tetapi justru sebagai sarana kita memperbaikinya untuk masa depan. Apapun yang telah terjadi di masa lalu, bukanlah sesuatu yang harus disesali. Tetapi justru dinikmati.


Selamat malam mantan.









10.2.14

MAMA



Di suatu pagi saat menikmati kopi di warung pinggiran sungai Balayan, Kutai Timur, gue terlibat obrolan menarik dengan Si Ibu penjual. Obrolan yang dimulai ketika Si Ibu sambil masak bercerita tentang anak bungsunya yang ketika ditanya bercita-cita jadi apa, si anak langsung menjawab “Jadi Cesar YKS!”. Absurd. HAHAHA Padahal dulu waktu kita ditanya mau jadi apa? Pasti jawab, kalo nggak jadi Dokter, astronot ya polisi.  

“Acara Tv yang diikuti anak-anak sekarang emang nggak mendidik Bu. Saya aja udah lama malas nonton Tv” Gue berujar sambil nyengir.

“Iya gitulah dek, sekarang anak-anak ngikutin yang ada di Tv, kalo dilarang nonton, Mamanya dibilang nggak gaul. Kemarin aja saya tawari beli gitar dia nggak mau, maunya malah dibelikan baju Cesar” Kata Si Ibu kesal. Lagi-lagi gue nyengir dengernya. Obrolan lucu ini berlanjut dan berkembang membahas banyak hal. Hingga akhirnya kami membahas realita remaja saat ini. 

“Kalo disini anak muda-nya nakal-nakal dek, keliatan dari penampilannya aja udah nggak bener. Padahal Ibu tuh suka-suka aja sama anak yang nakal, asal nakalnya baik.

“Nakal baik tuh yang kayak gimana Bu? Hehehehe” 

“Ya boleh aja nakal asal ada batasannya dan pinter di sekolah dek. Kalo anak-anak disini tuh nakalnya udah kelewatan. Sering mabuk, judi, kelahi macam-macam deh”. Keluh Si Ibu masih sambil memasak.

Asik menyeruput cangkir kopi gue tersadar oleh sesuatu, kata-kata Si Ibu sepertinya nggak asing di telinga gue. Ya, gue pernah denger kata-kata semacam itu dari perempuan yang paling gue sayang di dunia ini, Mama. 

=======================================================

SMA kelas 1 gue di skorsing 3 hari karena bolos sekolah satu minggu berturut-turut. Saat itu lagi jamaan game online,  hal yang bikin gue lupa sekolah. Karena kelakuan gue itu, Mama dipanggil menghadap Wali Kelas. Gue nunggu dengan pasrah di luar kantor wali kelas, sudah siap jika dimarahi separah-parahnya. Sampai  akhirnya Mama keluar dan dia sama sekali nggak marah, dia malah tersenyum, manis sekali. Gue diajak makan siang di kantin sekolah. Di sela waktu makan tiba-tiba Mama bilang,
“Sandi kan laki-laki, wajar kalo nakal. Sandi boleh kok nakal senakal-nakalnya, asal Sandi pinter di sekolah ya.”

Gue cuma diam, Mama lanjut menasehati,

“Silahkan Sandi bergaul sama siapa saja, dimana saja, kapan saja, Mama nggak akan ngelarang. Mama cuma pesen 4 hal yang harus Sandi jauhi: Narkoba, rokok, mabuk dan mainin perempuan. Mama kan perempuan jadi perlakukan perempuan kayak kamu perlakukan Mama ya! Mama percaya kamu” Tuturnya sambil tersenyum, manis sekali
Waktu itu gue berkaca-kaca. Hmm.. Oke jujur, gue nangis.

Kejadian itu adalah titik balik perubahan cara pandang gue. Ya, selama di SMA gue masih nakal, gue masih sering bolos sekolah, masih sering pulang malam ke rumah, masih sering nginap di rumah temen. Tapi toh gue selalu sukses membuat Mama tersenyum di hari pengambilan rapot. Walaupun nggak dapat ranking, toh nilai gue selalu bagus. Sampai pada akhirnya gue bisa kuliah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri terbaik di Indonesia (IPB), lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif yang baik dan langsung diterima kerja di salah satu perusahaan karet terbesar di Indonesia.

Ya, sejak saat itu gue janji sama diri sendiri nggak akan bikin Mama kecewa lagi. Mama percaya sama gue dan gue harus setia pada kepercayaannya. Gue ingin selalu jadi alasan di balik senyum wanita itu. Sekarang gue kerja di Kutai Timur dan hampir satu tahun jauh dari Mama. Di setiap telpon dia masih berpesan hal yang sama. Gue terlalu pemalu untuk bilang hal ini dan mungkin tulisan ini bisa membantu menyampaikan isi hati gue ke beliau. 

“Iya Mama, sejak nasehat Mama dulu sampai detik ini aku nggak pernah sekalipun nyentuh Narkoba dan rokok, pernah minum tapi nggak pernah sampe mabuk dan sampai detik ini sedikitpun aku nggak pernah menyakiti hati perempuan.”

=======================================================

Ah, kopinya sudah habis. Si Ibu masih sibuk melayani pembeli yang mayoritas anak-anak sekolah. Gue beranjak dari kursi warung menyerahkan uang dua puluh ribuan ke Si ibu yang sekelebat mengingatkan gue sama Mama. 

“Makasih ya Bu, kopinya enak banget”

Si Ibu membalas dengan tersenyum, manis sekali.


 

9.2.14

Chemistry Messy




Kedewasaan tidak melulu ditentukan oleh usia seseorang. Dari sekian banyak bentuk kedewasaan yang ada di kepala saya, salah satunya adalah kemampuan personal seseorang dalam ikhlas menerima segala cobaan dan menjalaninya dengan bahagia.  Baru-baru ini saya diajari hal tersebut oleh seorang gadis SMA di Kutai Kertanegara, Messy Alsera.

Saya pertama bertemu Messy di gereja Kemah Injil Kelekat. Kesan pertama Messy adalah figure gadis dayak yg acuh hmm, disamping manis, chubby dan bergingsul J. Tepat di satu momen saya membutuhkan seorang model untuk photo session sebuah perlombaan, saya mengajaknya. Awalnya ragu, tapi ternyata Messy dengan senang hati menerima.

Setelah bertemu dan ngobrol langsung, ternyata Messi 180 derajat berbeda dari kesan pertama melihatnya. Dia adalah gadis periang, humoris yang bersemangat. Hal itu nggak mengganggu saya, malah cenderung membantu saya dalam proses pengambilan foto. Seorang fotografer favorit saya pernah bilang: “Saat fotografer dan model tertawa bersama, mereka dengan mudah bisa bekerja sama”. Lucky me, sama sekali tidak sulit membangun chemistry itu dengan Messy.

Di jeda pengambilan foto kami membicarakan banyak hal, bahkan hal yang kelewat pribadi. Sampai saat ketika Messy bercerita tentang keluarganya. Messy adalah anak pertama dari 3 bersaudara dari keluarga yang broken home. Ya, Papa dan Mamanya bercerai saat dia masih SMP. Nggak bisa dibayangkan, hal tersebut jelas terlalu sulit untuk seorang gadis SMP yang kebetulan juga adalah anak sulung. Messy tidak terima dengan perceraian itu, bentuk ketidakterimaan untuk anak seusianya jelas lari ke lingkungan yg membuatnya bisa melupakan masalahnya, yang sayangnya adalah lingkungan yang negative. Messy dengan senyum bilang “Gara-gara Mama Papa cerai, waktu SMP dulu aku nakal banget kak. Aku ngerokok, minum minuman keras, main terus. Tapi sekarang udah sadar sih, nggak mau lagi yang gitu-gitu”. Jelas sangat sulit bagi Messy untuk lepas dari lingkungan yg selama ini jadi tempat pelariannya. Perlu sebuah kesadaran untuk berubah yang luar biasa, yang untungnya Messy miliki. Messy masih dengan wajah ceria lanjut bercerita kalau mamanya, sejak menikah dengan ayah tirinya, mendadak berubah. Mamanya nggak lagi peduli dengan Messy, pun juga ayah tirinya. Di tengah ketidakpedulian orang tuanya, toh Messy yang sekarang nggak mendendam. Dia tetap mendoakan orang tuanya, tetap peduli menjaga dan mengurus adik-adiknya dan yang terpenting tetap bahagia menjalani masa remajanya. Sangat kagum mendengar Messy berceloteh tanpa beban menceritakan hal yang belum tentu sanggup jika saya atau orang lain jalani.


Things to learn:

Messy mengajari saya bahwa bahagia adalah mekanisme internal, bukan eksternal. Ya, bahagia adalah kehendak kita, absolut. Jika kita memutuskan untuk bahagia, maka kita akan bahagia. Kebahagiaan kita tidak terletak di tangan orang lain. Ketika Messi memutuskan untuk bahagia, dia melepaskan masa lalunya lalu menjadi manusia baru. Manusia berbahagia yang memaafkan, menerima dan tidak lagi dendam pada keadaan.


Dalam kisahnya, gadis 3 SMA itu mengingatkan sebuah bentuk sebuah kedewasaan. Kedewasaan yang mungkin belum dimiliki sebagian kita yang lebih tua darinya. Terimakasih Messy :)