Ah, langit Borneo
sedang cantik-cantiknya malam ini. Membuat saya betah duduk berlama-lama di
teras mess sambil menikmati kopi hitam manis kesukaan. Dengan hikmat saya
menyeruput kopi sambil lalu melamun. Besok, 13 Maret, genap setahun saya berada
di bawah langit ini, yang dengan kecemerlangan bintangnya mudah saja membuat
saya jatuh cinta. Satu tahun ternyata terasa
begitu cepat.
“I need to know what's
on your mind
These coffee cups are getting cold
Mind the people passing by
They don't know I'll be leaving soon”
These coffee cups are getting cold
Mind the people passing by
They don't know I'll be leaving soon”
16 Maret 2014, saya
akan berangkat, terbang ke pulau tempat saya dilahirkan. Menikmati dua minggu
cuti tahunan yang berarti bertemu keluarga, sahabat terdekat dan mungkin… ah
sudahlah. Sial! Awalnya saya tidak ingin membahas ini, tapi jemari toh tetap
mengikuti arahan hati untuk menulis , lagi-lagi, tentang kamu.
“I'll fly away
tomorrow
Too far away
I'll admit a cliché
Things won't be the same without you”
Too far away
I'll admit a cliché
Things won't be the same without you”
Apa bisa kita bertemu? Sekedar melepas
rindu tanpa tendensi macam-macam. Silaturahmi pertemanan saja namanya, supaya
tidak berarti apa-apa. Menikmati makan
malam sambil berbincang tentang bagaimana kabarmu, bagaimana hidupmu, apapun selain masa lalu. Apa bisa meminta waktumu barang
2-3 jam?
“I'll be looking at my
window seeing Adelaide sky
Would you be kind enough to remember
I'll be hearing my own foot steps under Adelaide sky
Would you be kind enough to remember me”
Would you be kind enough to remember
I'll be hearing my own foot steps under Adelaide sky
Would you be kind enough to remember me”
Saya mengambil gitar, menghela nafas
dalam sambil menyetem beberapa senar yang bersuara sumbang. Intro Am7 C#m Bm E
pelan saya mainkan, lirih melantunkan lagu yang saya tulis sendiri. Lagu “Gadisku”
sempurna saya nyanyikan di bawah bintang-bintang Borneo yang kompak membentuk
rasi garis senyummu. Saya menyeruput kopi yang mulai agak dingin, lagi dan lagi
hingga seruputan terakhir. Kenapa ya saya begitu merindukanmu malam ini? Ah, mungkin
karena kamu sedang cantik-cantiknya.
Post scriptum:
Potongan lirik berbahasa inggris di
tulisan ini adalah lirik lagu Adithia Sofyan yang berjudul Adelaide Sky. Lagu favorit saya dan dia, objek tulisan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar